Hidup karena Iman Bukan karena Melihat
Sebuah Refleksi dari Kisah Hidup AyubPenderitaan—dalam segala bentuknya—merupakan bagian hidup anak manusia, tak terkecuali orang-orang percaya. Meskipun Herlijana, seorang anak Tuhan, bahkan pelayan Tuhan, namun hidupnya tak luput dari penderitaan. Betapa tidak, selama bertahun-tahun ibu dari satu anak ini didera oleh berbagai macam penyakit -- (Kisah hidupnya itu dituangkannya sendiri dalam buku berjudul Bukankah Ini Mujizat?: Kisah Ketegaran Hati Wanita yang Hidup Bersama Kanker Payudara (Yogyakarta: Gloria, 2007). Bertubi-tubi. Kisah sedih itu dimulai tahun 2007, saat dokter memvonisnya menderita kanker payudara dan ia harus menjalani operasi. Setelah operasi, dokter mendiagnosis kankernya telah menjalar sampai ke getah bening. Alhasil, Herlijana pun harus menjalani serangkaian pengobatan—seperti radiasi dan kemoterapi—yang amat menyiksa. Penderitaannya tak cukup sampai di situ. Di bekas operasinya, timbul abses, sehingga ia harus dioperasi lagi. Selain itu, berbagai penyakit lain pun hinggap di tubuhnya yang semakin ringkih: vertigo, insomnia, kram pada kedua kaki, paru-paru sebelah kanan terendam air, sampai mata kiri yang buta.