Kenakalan Orangtua
Tetapi pernahkah Anda diundang untuk menghadiri seminar yang bertema "Cara mujarab mengatasi kenakalan orangtua"? Mungkin belum. Padahal, tidak jarang loh orangtua yang nakal! Banyak orangtua yang memiliki affair dengan wanita atau pria idaman lain. Tidak sedikit para ayah atau ibu yang terlibat dalam pemakaian obat-obatan terlarang, atau terikat dengan kebiasaan berjudi. Lha, seandainya para orangtua nakal, lalu siapa yang harus mendidik mereka? Anak-anakkah?
Anak-anak dari para orangtua yang nakal, tidak berdaya apa-apa selain hanya menjadi korban. Dalam keadaan seperti itu mereka akan mengalami krisis moral yang mendalam. Di satu sisi mereka diajar bahwa tidak setia kepada pasangan, mabuk-mabukan, berjudi, memakai narkoba adalah sesuatu yang salah dan harus dijauhi. Namun di sisi lain mereka mengetahui bahwa orangtua mereka sendiri melakukannya. Anak-anak semacam ini akan menjadi bingung, gamang, malu, sakit hati,
sedih, marah dan juga berontak. Tak jarang mereka meniru apa yang dilakukan oleh orangtua mereka sebagai wujud dari protes.
Bentuk lain kenakalan orangtua adalah perlakuan yang negatif terhadap anak-anak mereka. Perlakuan negatif itu beragam. Mulai dari hukuman (fisik dan omelan) yang berlebihan kepada anak, perlakuan pilih kasih, ketiadaan tatkala sang anak membutuhkan kehadiran orangtua, tuntutan terus-menerus tanpa pujian, atau terlalu memproteksi anak sehingga mereka tidak belajar untuk mandiri. Kebanyakan kenakalan para anak merupakan buah dari perlakuan negatif (baca: kenakalan) orangtua mereka sendiri.
Firman Tuhan berkata, "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4). Mari kita didik diri kita sendiri supaya kita dapat mendidik anak-anak kita!
Pancha Wiguna Yahya
Jakarta, 08 Oktober 2004